Mengenal Ummu Aiman
Nama asli Ummu Aiman adalah Barakah binti Tsa’labah bin Amr bin Hushein bin Malik bin Salamah bin Amr bin An-Nu’man Al-Habasyiyah (Ethiopia). Ia adalah budak yang dimerdekakan oleh orang tua Rasulullah saw. Ia termasuk yang mengasuh Nabi sejak kecil, ia masuk Islam sejak awal, tergolong yang ikut berhijrah ke Habasyah (Ethiopia) dan juga Madinah. Ia seorang yang disebut Rasulullah saw.; Ibuku setelah ibuku, Ummi ba’dal Ummi.
Suatu saat setelah Rasulullah saw. wafat, sahabat Abu Bakar dan Umar ra. mengunjunginya. Mereka menemukan Ummu Aiman sedang menangis tersedu-sedu. Keduanya bertanya-tanya. Kisah ini dijelaskan dalam atsar riwayat dari Anas oleh Imam Muslim (2454), Ibnu Majah (1635), Baihaqi (1331), Ibnu Abi Syaibah (37027) dan Abu Ya’la (69) berikut ini: Abu Bakar mengajak Umar ra. pergi ke rumah Ummu Aiman setelah wafat Rasulullah saw., “Mari kita ke (rumah) Ummu Aiman, sebagaimana Rasulullah dulu mengunjunginya.” Ketika mereka sampai ke rumahnya, Ummu Aiman menangis. Abu Bakar dan Umar bertanya, “Apa yang menyebabkan kamu menagis? Bukankah engkau tahu, apa yang ada pada Allah untuk Rasulullah saw. itu adalah suatu kebaikan?” Ia menjawab, “Aku menangis bukan karena aku tidak mengetahuinya. Apa yang Allah berikan kepada Rasulullah saw. itu pasti baik, tetapi aku menangis karena wahyu dari langit telah terputus”.Mereka berdua kemudian ikut menangis.
Karomahnya
Beliau mempunyai karomah seperti dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahwa karomah Ummu Aiman ra. adalah sebagai berikut: Ummu Aiman keluar hijrah (dari Mekah ke Madinah). Ia tidak mempunyai bekal apapun termasuk air, yang menyebabkannya hampir saja wafat karena kehausan. Tetapi ketika waktu berbuka puasa tiba, karena dia seorang yang selalu berpuasa, ia mendengar suara berisik di atas kepalanya. Ia mengangkat matanya, tiba-tiba sebuah ember penuh air menggantung, ia meminumnya sampai kenyang dan menyegarkan badannya. Sejak itu ia tidak pernah kehausan sepanjang umurnya.
Juga sesuai atsar sahabat yang diriwayatkan oleh Imam Abdurrazaq dalam kitab Mushannifnya (7900) dari Abdullah bin Sirin, sebagai berikut: Ibnu Sirin berkata; Ummu Aiman keluar dari Mekah untuk hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya (ke Madinah), ia sedang berpuasa, ia tidak membawa perbekalan, barang-barang dan air. Ia sampai di suatu keadaan yang sangat panas di daerah Tihamah, panas itu hampir saja menyebabkannya mati, karena haus dan lapar yang amat sangat. Sehingga sampai datang waktu berbuka puasa, ia dikejutkan suara ringan di atasnya, ia mengangkat kepalanya ke atas, tiba-tiba sebuah ember berada di atasnya berisi air putih bersih (bening). Ummu Aiman berkata, “Aku lalu mengambilnya dengan tanganku, dan meminumnya sehingga aku merasa kenyang dan segar. Sejak itu aku tidak pernah merasa haus.” Rawi berkata; Ia selalu berpuasa dan thawaf agar tidak merasa haus dalam puasanya. Sejak saat itu ia ditakdirkan tidak merasa haus sampai ia meninggal.
Wallahu A’lam
Sumber: Buku “Kesahihan Dalil Keramat Wali” karya KH.M. Hanif Muslich, Lc.
ADS HERE !!!