Mengenal Qais bin Ahnaf
Nama lengkapnya adalah Dhahak/Shakhr bin Qais bin Muawiyah bin Hushein bin Ubadah bin Nazzal bin Murrah bin Harits bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Zaid Manah bin Tamim, Abu Bahr At-Tamimy As-Sa’dy. Ia lahir pada masa Rasulullah saw. masih hidup, tetapi tidak pernah melihatnya. Ia termasuk orang yang sempat didoakan oleh Rasulullah saw., sebagaimana hadits berikut ini: Qais bin Ahnaf berkata, “Aku thawaf di Baitullah pada masa Utsman bin Affan ra., tiba-tiba seorang laki-laki dari Abi Laits meme-gang tanganku seraya berkata, ‘Aku beri kabar baik untukmu.’ Aku menjawab, ‘Silahkan.’ Dia lalu berkata, ‘Apakah engkau ingat ketika Rasulullah saw. mengutusku kepada kaummu? Aku sampaikan Islam kepada mereka, aku mengajak mereka masuk Islam. Kamu (waktu itu) berkata, ‘Dia (sungguh) mengajak kepada kebaikan dan memerintahkan untuk melakukannya, sungguh dia mengajak kepada kebaikan dan memerintahkan untuk melakukannya.’ Ucapan(mu) itu kemudian sampai kepada Rasulullah saw., kemudian beliau berdoa, ‘Ya Allah ampunilah Ahnaf bin Qais.’ Ketika itu Ahnaf berkata, ‘Tidak ada dalam perbuatanku sesuatu yang lebih aku sukai kecuali doa itu.’
Ahnaf bin Qais meninggal di Kufah, pada masa kepemimpinan Mush’ab bin Zubair pada tahun 67 H. dan Mush’ab bin Zubair mengiring jenazahnya.
Karomahnya
Ketika Ahnaf bin Qais meninggal (jenazahnya sudah dimasukkan, tinggal diuruk tanah), tiba-tiba kopiah seorang laki-laki terjatuh ke liang kuburnya. Laki-laki itu berusaha menggapai kopiahnya, ia melihat kubur telah diluaskan sepanjang mata memandang.
Begitu juga Al-Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi (849-911 H.) dalam kitabnya Syarhus Shudur Bisyarhi Halil Mauta Wal Qubur meriwayatkan dari Imam Ibnu Asakir: Abdurrahman bin Amarah bin Uqbah bin Abi Muith berkata, “Aku berada di antara jenazah Ahnaf bin Qais, aku termasuk orang yang menurunkan jenazahnya ke kuburnya. Ketika aku meratakan tanah aku melihat kubur itu telah diluaskan sepanjang mata saya memandang. Aku kemudian memberitahukan kepada teman-teman, mereka tidak melihat seperti apa yang aku lihat.”
Wallahu A’lam
Sumber: Buku “Kesahihan Dalil Keramat Wali” karya KH.M. Hanif Muslich, Lc.
ADS HERE !!!